Sunday, November 20, 2016

Ketika Rasa Malu Hilang

Ketika Rasa Malu Hilang


Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Seperti yang telah saya janjikan sebelumnya bahwa saya akan menulis sebuah cerita yang Insya Allah didalamnya ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dengan harapan ini semua bisa menjadi nasihat dan pelajaran bagi kita semua. Amin!!
Cerita ini diambil dari kisah nyata, (Insya Allah), cerita ini mengisahkan tentang seorang wanita sholeh yang bisa dikatakan gagal menjaga hijab walaupun sudah memiliki suami yang baik.
Bahaya Chatting yang berlebihan

Dikisahkan seorang pemuda saleh, Sidiq menikah dengan seorang wanita solehah, Ayu. Mereka berdua berasal dari keluarga agamis, terpandang dan mulia. Kedua belah pihak merasa sangat berbahagia dan bersyukur kepada Allah SWt. karena telah dikaruniai pasangan yang sesuai dan cocok dengan hati. Hari-hari yang mereka jalani penuh dengan keceriaan dan kemesraan.

Sidiq kesehariannya bekerja diluar rumah. Ia berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Ayu tinggal dirumah sendirian. Untuk menghibur hati sang istri dan teman dikala kesepian Sidiq membelikan Ayu komputer. Komputer tersebut diletakkan didalam kamar dan disambungkan padanya internet. Awalnya Ayu tidak tahu apa-apa tentang komputer. Sidiqlah yang mengajarkan cara penggunaan komputer. Hingga pada akhirnya Ayu sudah biasa menggunakan komputer sendiri dengan baik.

Sehabis menyelesaikan pekerjaan rumah, Ayu memanfaatkan waktunya didepan komputer, mengakses berita dan mengikuti perkembangan dunia Islam. Waktu pun terus berjalan dan kehidupan mereka tetap harmonis dan tentram. Sehingga sampai pada suatu hari, Ayu masuk ruang chating dan disanalah ia mulai berkenalan dengan banyak orang. Awalnya hanya tanya jawab tentang nama, tempat tinggal, sehingga karena sudah keasyikan pembicaraan menjadi panjang dan lebar. Telah banyak teman dan kenalan Ayu di ruang chating. Dan setiap hari sehabis pekerjaan rumah, Ayu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk chating.

Hingga pada suatu ketika, Ayu berkenalan dengan seorang pemuda di ruang chating, sebut saja namanya Rangga. Chating mereka lakukan dengan menggunakan kamera. Sehingga diantara mereka saling melihat. Awalnya pembicaran mereka hanya berkisar tanya nama, tempat tinggal dan lainnya. Namun chating ini terus berlangsung setiap hari. Sehingga timbullah rasa suka dihati Rangga pada Ayu. Ia mulai bermanis kata dan merayu. Rangga mulai berkata-kata yang membuat tersentuh hati Ayu. Setan pun tak tinggal diam. Membisikkan kedalam hati Ayu hal-hal yang tidak baik. Ayu berusaha untuk menolak dan melawannya. Namun karena mereka chating setiap hari, dengan saling melihat, akhirnya sedikit demi sedikit timbullah dihati Ayu perasaan suka pada Rangga. Sebenarnya Rangga menyukai Ayu hanya karena kecantikan wajahnya saja, rasa suka yang berlandaskan pada hasrat nafsu. Dan akhirnya Ayu juga terpedaya dengan kata-kata dan ketampanan Rangga yang menjadi teman chatingnya setiap hari tersebut.

Chating itupun terus berlangsung. Dan Sidiq tidak menaruh curiga pada Ayu. Karena ia sangat percaya pada Ayu. Dan Ayu pun sangat pandai menyimpan rahasia. Namun sesuatu yang busuk bagaimanapun pintar menyimpan akan ketahuan juga baunya. Akhirnya Sidiq mulai curiga dengan gelagat Ayu, sehingga setelah ia selidiki akhirnya ia mengetahui bahwa Ayu telah menjalin hubungan gelap dengan seorang pemuda di ruang chating. Rangga sangat marah dan akhirnya ia menjual komputer tersebut. Dan memperingatkan Ayu untuk segera bertobat pada Allah Swt. dan meninggalkan pemuda tersebut. Ayu pun mengakui kesalahannya.

Namun, karena hati telah diberikan pada syetan dan hawa nafsu selama ini, Ayu merasa masih sulit menghilangkan bayangan Rangga dari pikirannya. Hatinya telah terpaut pada Rangga. Sehingga tanpa diketahui oleh Sidiq, Ayu menghubungi Rangga lewat telpon. Ia menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya pada Rangga dan tentang perasaannya pada Rangga. Rupanya Rangga telah berhasil menjaring mangsanya. Iapun memanfaatkan kesempatan tersebut, ia mulai merayu dan menggombal. Ia berkata,

"Kalau kamu menyukai dan mencintai saya, tinggalkanlah suamimu! Minta cerailah darinya! Saya akan datang untuk melamarmu dan kamu akan hidup tentram dan bahagia dengan saya.”

Ayu yang telah goyah dan lemah imannya ini mulai terpedaya dengan bujuk rayu dan janji-janji Rangga. Ia telah dipengaruhi oleh syetan dan nafsu, ia lebih memilih Rangga dari pada suaminya. Ayu tidak sadar bahwa syetan dan nafsu sedang menipunya dan ingin menghancurkan dirinya dan kehidupan rumah tangganya.

Akhirnya, Ayu minta cerai pada Sidiq. Dan terjadilah perceraian yang tidak diharapkan tersebut. Ayu pulang kerumah orang tuanya. Keluarganya sangat menyesalkan perceraian tersebut. Dan mulailah Ayu berhubungan dengan Rangga. Rangga sering datang kerumah Ayu dan terkadang mengajaknya keluar rumah, dengan mobil mewah yang dimiliki Rangga.

Hari dan minggu terus berganti, namun Rangga belum juga melamar Ayu. Mereka masih menjalani pacaran. Sampai pada suatu malam, Rangga mengajak Ayu menginap di sebuah hotel dan pada malam itu terjadilah perselingkuhan, terjadilah hubungan yang diharamkan oleh Allah Swt., mereka berzina. Mereka telah dikuasai oleh hasrat nafsu dan syetan.

Hari dan bulan terus berganti, tapi Rangga belum juga datang untuk melamar Ayu. Ayu sangat gelisah dan tidak bisa tenang, ia selalu diberi janji yang tak pasti. Dan sampai pada suatu hari Rangga berkata pada Ayu,

" Wahai wanita yang hina, apakah engkau mengira aku akan menikah dengan wanita seperti dirimu, tidak akan pernah! Aku tidak akan mau menikah dengan wanita murahan seperti dirimu. Engkau tidak lagi berharga, engkau adalah wanita kotor dan hina, engkau tidak layak menikah dengan pemuda terpandang seperti diriku. Aku yakin, kalau sekali sudah berkhianat, kelak engkau berkhianat lagi. Kalaupun engkau kunikahi, kelak bila engkau bertemu pemuda yang lebih ganteng dan lebih kaya dariku pasti engkau akan meninggalkan diriku, sebagaimana engkau telah meninggalkan suami mu yang baik-baik itu. Dan aku tidak mau hal itu terjadi pada diriku, sekarang pergi engkau dari sisiku! Jangan temui aku lagi, aku tidak mau lagi melihat mukamu, aku sudah muak dengan dirimu."

Ayu pun berlalu pergi dengan membawa luka mendalam di hatinya. Hidupnya telah hancur. Masa depannya telah gelap. Ia telah salah selama ini menilai. Ia telah tertipu dan terpedaya. Penyesalan tidak ada lagi gunanya. Kembali pada suami yang pertama, tak akan mungkin suaminya mau menerima dengan keadaan dirinya saat ini, kembali pada keluarganya, ia merasa malu, ia tidak tahu harus melangkah kemana dan mengadu pada siapa. Hanya kepada Allah Swt. Mengadukan segala kelukaan dan kesalahan yang dilakukan selama ini. Ayu telah menyadari kekeliruannya dan sangat menyesal atas apa yang telah ia lakukan. Tapi, semuanya sudah terlambat.

* * *

Kisah diatas telah memberi kita pelajaran berharga, pelajaran yang sangat berguna dalam kehidupan kita. Bagaimanapun baik dan solehnya seseorang namun ia tidak akan bisa selamat dan bisa memelihara dirinya jikalau ia sendiri telah memberikan dirinya untuk di belenggu syetan dan hawa nafsu. Kisah diatas hanya satu dari puluhan dan bahkan lebih, dari kisah-kisah yang pernah terjadi. Betapa sering hubungan rumah tangga retak dan pecah karena tidak terkontrolnya dan terjaganya interaksi dengan lawan jenis.

Semoga ada hikmah yang dapat diambil, insya Allah, aamiin

Available link for download