Monday, January 9, 2017

Laporan Sterilisasi Bakteri

Laporan Sterilisasi Bakteri


I.      PENDAHULUAN

A.        Latar  Belakang

            Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utamanya adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut.

            Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV, sinar X, dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Ramona dkk, 2007).

              Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu percobaan, sehingga melatarbelakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan percobaan.

B.        Tujuan dan Kegunaan

            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prosedur sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum.

            Kegunaan dari praktikum ini ialah agar praktikan dapat mengetahui prosedur sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum dan mempraktikkannya.





II.    TINJAUAN PUSTAKA

A.        Pengertian Sterilisasi

Steril merupakan keadaan dimana alat-alat yang digunakan sudah terbebas dari bakteri yang mengkontaminasi. Sedangkan sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2006).

B.        Metode Sterilisasi

Metode sterilisasi terdiri dari 3 metode yaitu metode fisika, metode kimia, dan metode biologis. Metode sterilisasi ini dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat bahan dan ruangan yang dipergunakan untuk memproduksi sediaan steril.

Metode sterilisasi fisika

Metode sterilisasi fisika terdiri dari metode sterilisasi panas (panas kering dan panas lembab), metode radiasi, dan metode mekanik (filtrasi).

a.         Metode sterilisasi panas

Metode ini merupakan metode yang melibatkan pemanasan dan paling sering dipergunakan. Metode sterilisasi ini digunakan untuk bahan yang tahan panas. Proses sterilisasi panas terdiri dari 3 tahap yaitu :

•           Tahap pemanasan (heating stage)

Peningkatan temperatur bahan yang akan disterilisasi.

•           Tahap sterilisasi (holding stage)

Waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi.

•           Tahap pendinginan (cooling stage)

Waktu yang diperlukan untuk penurunan temperatur bahan yang disterilisasi.

Metode ini dibagi menjadi 2 yaitu:

-           Metode Sterilisasi Panas Kering

Metode sterilisasi panas kering merupakan metode sterilisasi dengan menggunakan panas tanpa kelembaban pada temperatur 160-180oC yang biasanya digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap lembab. Metode ini merupakan metode yang paling dapat dipercaya dan banyak dipergunakan. Sterilisasi ini berfungsi untuk mematikan organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel ataupun mendenaturasi enzim. Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik, waktu sterilisasinya lama (sekitar 2-3 jam), dan berdaya penetrasi rendah. Metode sterilisasi kering ini tidak memerlukan air sehingga tidak ada uap air yang membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada dua metode sterilisasi panas kering, yaitu dengan insinerasi (incineration) yaitu pembakaran dengan menggunakan api dari Bunsen dengan temperatur sekitar 350oC dan dengan udara panas oven yang lebih sederhana serta murah dengan temperatur sekitar 160-1700C.

-           Metode Sterilisasi Panas Basah

Sterilisasi panas basah dilakukan dengan cara perebusan menggunakan air mendidih 100oC selama 10 menit efektif untuk sel-sel vegetatif dan spora eukariot, namun tidak efektif untuk endospora bakteri. Tingkat sterilisasi panas basah pada temperatur kurang dari 100oC tergantung pada temperatur dan atau waktu sterilisasi, endospora bakteri umumnya resisten terdapat sterilisasi cara ini. Sterilisasi panas basah menggunakan temperatur di atas 100oC dilakukan dengan uap yaitu menggunakan autoklaf, alat serupa pressure cooker dengan pengatur tekanan dan klep pengaman. Prinsip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan basah dibandingkan keadaan kering. Proses sterilisasi dengan autoklaf ini dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme. Proses ini juga dapat membunuh endospora bakteri. Terdapat 3 tipe autoklaf, yaitu protable bench top, gravity displacement, dan multicycle porous-load.

b.         Metode Sterilisasi Penyaringan

Metode sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas, misalnya enzim. Pada proses ini digunakan membran filter yang terbuat dari selulosa asetat. Kerugian prosedur ini adalah biaya yang mahal serta filter yang mudah mampat akibat filtrat tertinggal pada saringan sehingga harus sering diganti. Kerugian yang lain adalah meskipun memiliki pori-pori yang halus, membran filter tidak dapat digunakan untuk menyaring virus.

c.         Metode Sterilisasi Radiasi

Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar UV ataupun dengan metode ionisasi. Sinar UV dengan panjang gelombang 260 nm memiliki daya penetrasi yang rendah sehingga tidak mematikan mikroorganisme namun dapat mempenetrasi gelas air dan substansi lain.

Metode Sterilisasi Kimia

Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak bila disterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari plastik). Kekuatan agen antimikroba kimiawi diklasifikasikan sebagai kategori tingkat tinggi karena efektif terhadap seluruh bentuk kehidupan termasuk endospora bakteri. Agen dengan kategori sedang didefinisikan sebagai tuberkuloisidal karena mampu membunuh Mycobacterium tuberculosis dan umumnya efektif terhadap banyak virus yang resisten seperti halnya virus hepatitis dan rhinovirus, namun tidak efektif terhadap endospora bakteri. Agen dengan kategori rendah tidak bersifat tuberkuloisidal, tidak efektif terhadap endospora bakteri dan berbagai spora fungi, serta tidak aktif terhadap naked virus. Metode sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas adalah etilen oksida, gas formaldehid, asam parasetat dan glutaraldehid alkalin. Sterilisasi kimia dapat juga dilakukan dengan penggunaan cairan disinfektan berupa senyawa aldehid, hipoklorit, fenolik, dan alcohol (Pratiwi, 2006).






III.   METODOLOGI PRAKTIKUM

A.        Waktu dan Tempat

            Praktek mikrobiologi laut dilaksanakan pada hari Jumat 15 Maret 2012 pukul 10.00 - 12.30 di Laboratorium Mikrobiologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

B.        Alat dan Bahan

             Alat yang digunakan untuk praktikum ini ialah oven untuk sterilisasi kering, Autoclave untuk sterilisasi uap basah, cawan petri dan tabung reaksi  berisi medium sebagai alat yang akan disterilisasi, kertas untuk menutupi alat yang akan disterilisasi, dan gelas piala sebagai wadah alat saat sterilisasi uap basah.

C.        Prosedur Kerja

1.         Sterilisasi Kering

            Pertama tama, menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, setelah itu, cawan petri yang akan disterilkan kemudian dibungkus dengan kertas. Setelah itu, dengan suhu 1800 C, cawan perti yang telah dibungkus kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 2 jam. Setelah 2 jam, alat yang telah dimasukkan ke oven kemudian dikeluarkan, dan siap untuk digunakan.

2.         Sterilisasi Uap Panas Bertekanan

            Pertama tama, menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, setelah itu, cawan petri dan tabung reaksi berisi medium yang akan disterilkan kemudian dibungkus dengan kertas. Setelah itu alat yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam autoclave. Suhu autoclave diatur menjadi 1210 C dan tekanan 2 atm selama 30 menit. Setelah 30 menit, alat yang telah dimasukkan ke autoclave kemudian dikeluarkan, dan siap untuk digunakan.




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.        Hasil

            Setelah melakukan praktikum, alat yang disterilkan telah steril dan terbebas dari bakteri. Sterilisasi kering menggunakan oven dengan suhu 1800 C selama 2 jam, sedangkan sterilisasi basah menggunakan autoclave dengan suhu 1210C dan tekanan 2 atm selama 30 menit.

B.        Pembahasan

              Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah oven dan autoclave. Dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven dan autoclave, oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering dan Autoclave dengan uap bertekanan.

          Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi  dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170-180 oC selama 1-2 jam. Setelah pemanasan slesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170oC-180oC Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.

          Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba. Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121oC.

          Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas rang atau dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.

            Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi menyatakan bahwa pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).

Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).



IV.  PENUTUP

A.        Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1.    Sterilisasi dilakukan untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan

2.    Untuk sterilisasi kering, digunakan oven dengan suhu 1800C selama 2 jam

3.    Untuk sterilisasi uap panas bertekanan, digunakan autoclave dengan suhu 1210 C dan tekanan 2 atm selama 30 menit.

B.        Saran

            Asisten sebaiknya ditambah, agar tidak kewalahan s

Available link for download