Tuesday, January 31, 2017
Keperwatan Kesehatan Masyarakat
Keperwatan Kesehatan Masyarakat
Keperwatan Kesehatan Masyarakat
Pada Tingkat Keluarga
(Keperawatan Kesehatan Keluarga)
Konsep Keluarga
Definisi Keluarga
Departemen Kesehatan RI (1989)
Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tepat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
Salviacion G Balion dan Aracelis Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing mencipatakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah :
Unit terkecil masyarakat
Terdiri atas dua orang atau lebih
Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
Hidup dalam suatu rumah tangga
Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga
Setiap anggota keluarga mempunya peran masing-masing
Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya :
1. Patrilineal : adalah keluarha sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, diman hubungan itu disusun melalui garis ayah.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga adanya hubungan dengan suami atau istri
Ciri-ciri struktur keluarga Anderson Carter
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada kerterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tungasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing
Tipe/Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
2. Kelurga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara sepupuh, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga berantai (Serial Family), adalah kelurga yang terdiri dari wanita dan priayan menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu kelurga inti.
4. Keluarga dudu/janda (Single family), adalah kelurga yang teridiri karena perceraian atau kematian
5. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6. Keluarga kabitas (Cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indoensia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyrakat Indonesia yang teridir dari berbagais suku hidup dalam suatu komoniti dengan adat istiadat yang sangat kuat
Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
3. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
Peranan Keluarga
Peranan keluarga yang menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu, peranan individu dalam keluaraga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Bebarapa peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungnya.
2. Peranan Ibu, sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelinsung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3. Peranan Anak, Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spriritual. (Uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam Perawatan Anak)
Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan kelurga sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memnuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya, pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti
2. Fungsi sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah sebagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam hai ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4. Fungsi perasaan. Tugas keluarga dalam hai ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi antar sesama anggota keluarhga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah didunia ini.
6. Fungsi ekonomi. Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting begaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.
8. Fungsi biologis. Tugas keluarga yang paling utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
1. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuia usia dan kebutuhannya.
2. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, social, dan spiritual.
3. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Taha-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan keluarga : tahap ini mulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga
2. Tahap menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
3. Tahap menghadapi bayi : dalam hai ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupanya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya. Dan kondisinya sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak prasekolah : pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan socialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawandalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui masa yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluraga adalah mulai menambahkan norma-norma agama, norma-norma social budaya dan sebagainya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah : dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana : dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk memepersiapkan masa depannya, tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6. Tahap mengahadapi anak remaja : tahap ini adaah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas dari dalam membentuk kepribidiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling mengerti antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat : setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam melalui kehidupan berumah tangga.
8. Tahap berdua kembali : setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami-istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan despresi dan strees
9. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia,kedua orang tua mempersiapkan dirinya untuk meninggal dunia yang fana ini.
Tugas-Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
Ciri-ciri Keluarga
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam satu rumah
Cirri-ciri Keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan satu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Pengambil keputusan
5. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
6. Ikatan kekeluargaan yang sangat erat
7. Mempunyai semangat gotong royong
Pola Kehidupan Keluarga Indonesia
1. Daerah pedesaan
a. Tradisional
b. Agrasi
c. Tenang
d. Sederhana
e. Akrab
f. Menghormati orangtua
2. Daerah perkotaan
a. Dinamis
b. Rasional
c. Konsumtif
d. Demokrasi
e. Individual
f. Terlibat dalam kehidupan politik
Askeb di Tingkat Keluarga
Definisi
Salvicon G. Bailon dan Aracelis Mahlaya (1978)
Askeb kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan malalui perawatan senagai saran/penyalur
Keluarga sebagai unit Pelayanan yang Dirawat
Keluarga dijadikan unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan (Rust B Freeman, 1981)
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lambaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengambil atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambilan keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagi upaya kesehatan masyarakat
Keluarga Sebagai Pasien
Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantara, diantarany adalah :
1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya.
2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi :
a. Pola komunikasi
b. Pengambilan keputusan
c. Sikap dan nalai-nilai dalam keluarga
d. Kebudayaan
e. Gaya hidup
3. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga daerah perdesaan
4. Kemadairian dari tiap-tiap keluarga
Siklus Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan kepada keluarga-keluarga dengan keadaan social perekonomian yang rendah. Keadaan social ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan berkaitan erat dengan beebagai masalah kesehatan yang meraka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam menagatasi masalah yang meraka hadapi.
Berikut ini merupakan lingkaran penyakit yang menimbulkan kemiskinan
Gb. 2-1. Lingakaran penyakit dan kemiskinan
Pengambilan Keputusan dalam Kesehatan Keluarga
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan, merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga
Dasar pengambilan keputusan tersebut adalah :
a. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
b. Kewenangan dan otoritas yang diakui oleh masing-masing anggota keluarga.
c. Hak dalam menentukan masalah kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah.
Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong risiko tingg dalam bidang kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur
Pada Tingkat Keluarga
(Keperawatan Kesehatan Keluarga)
Konsep Keluarga
Definisi Keluarga
Departemen Kesehatan RI (1989)
Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tepat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
Salviacion G Balion dan Aracelis Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing mencipatakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah :
Unit terkecil masyarakat
Terdiri atas dua orang atau lebih
Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
Hidup dalam suatu rumah tangga
Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga
Setiap anggota keluarga mempunya peran masing-masing
Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya :
1. Patrilineal : adalah keluarha sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, diman hubungan itu disusun melalui garis ayah.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga adanya hubungan dengan suami atau istri
Ciri-ciri struktur keluarga Anderson Carter
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada kerterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tungasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing
Tipe/Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
2. Kelurga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara sepupuh, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga berantai (Serial Family), adalah kelurga yang terdiri dari wanita dan priayan menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu kelurga inti.
4. Keluarga dudu/janda (Single family), adalah kelurga yang teridiri karena perceraian atau kematian
5. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6. Keluarga kabitas (Cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indoensia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyrakat Indonesia yang teridir dari berbagais suku hidup dalam suatu komoniti dengan adat istiadat yang sangat kuat
Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
3. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
Peranan Keluarga
Peranan keluarga yang menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu, peranan individu dalam keluaraga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Bebarapa peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungnya.
2. Peranan Ibu, sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelinsung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3. Peranan Anak, Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spriritual. (Uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam Perawatan Anak)
Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan kelurga sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memnuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya, pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti
2. Fungsi sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah sebagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam hai ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4. Fungsi perasaan. Tugas keluarga dalam hai ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi antar sesama anggota keluarhga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah didunia ini.
6. Fungsi ekonomi. Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting begaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.
8. Fungsi biologis. Tugas keluarga yang paling utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
1. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuia usia dan kebutuhannya.
2. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, social, dan spiritual.
3. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Taha-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan keluarga : tahap ini mulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga
2. Tahap menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
3. Tahap menghadapi bayi : dalam hai ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupanya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya. Dan kondisinya sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak prasekolah : pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan socialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawandalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui masa yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluraga adalah mulai menambahkan norma-norma agama, norma-norma social budaya dan sebagainya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah : dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana : dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk memepersiapkan masa depannya, tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6. Tahap mengahadapi anak remaja : tahap ini adaah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas dari dalam membentuk kepribidiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling mengerti antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat : setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam melalui kehidupan berumah tangga.
8. Tahap berdua kembali : setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami-istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan despresi dan strees
9. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia,kedua orang tua mempersiapkan dirinya untuk meninggal dunia yang fana ini.
Tugas-Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
Ciri-ciri Keluarga
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam satu rumah
Cirri-ciri Keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan satu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Pengambil keputusan
5. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
6. Ikatan kekeluargaan yang sangat erat
7. Mempunyai semangat gotong royong
Pola Kehidupan Keluarga Indonesia
1. Daerah pedesaan
a. Tradisional
b. Agrasi
c. Tenang
d. Sederhana
e. Akrab
f. Menghormati orangtua
2. Daerah perkotaan
a. Dinamis
b. Rasional
c. Konsumtif
d. Demokrasi
e. Individual
f. Terlibat dalam kehidupan politik
Askeb di Tingkat Keluarga
Definisi
Salvicon G. Bailon dan Aracelis Mahlaya (1978)
Askeb kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan malalui perawatan senagai saran/penyalur
Keluarga sebagai unit Pelayanan yang Dirawat
Keluarga dijadikan unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan (Rust B Freeman, 1981)
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lambaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengambil atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambilan keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagi upaya kesehatan masyarakat
Keluarga Sebagai Pasien
Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantara, diantarany adalah :
1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya.
2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi :
a. Pola komunikasi
b. Pengambilan keputusan
c. Sikap dan nalai-nilai dalam keluarga
d. Kebudayaan
e. Gaya hidup
3. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga daerah perdesaan
4. Kemadairian dari tiap-tiap keluarga
Siklus Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan kepada keluarga-keluarga dengan keadaan social perekonomian yang rendah. Keadaan social ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan berkaitan erat dengan beebagai masalah kesehatan yang meraka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam menagatasi masalah yang meraka hadapi.
Berikut ini merupakan lingkaran penyakit yang menimbulkan kemiskinan
Gb. 2-1. Lingakaran penyakit dan kemiskinan
Pengambilan Keputusan dalam Kesehatan Keluarga
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan, merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga
Dasar pengambilan keputusan tersebut adalah :
a. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
b. Kewenangan dan otoritas yang diakui oleh masing-masing anggota keluarga.
c. Hak dalam menentukan masalah kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah.
Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong risiko tingg dalam bidang kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur
Available link for download
Labels:
keperwatan,
kesehatan,
masyarakat