Saturday, January 21, 2017

KISAH SEORANG KAKEK YANG MENJADI TRADER

KISAH SEORANG KAKEK YANG MENJADI TRADER



Helah helaah....

Dikisahkan, di bawah sebuah pohon yang rindang (critanya nih lagi jauhi rumah makan -boros- trader belum profit), tampak sekelompok anak-anak sedang menyimak pelajaran trading yang diberikan oleh seorang guru. Di antara anak-anak itu, terlihat seorang kakek duduk di sana. Agaknya, si kakek ini juga pingin belajar trading... Tetapi juga tampang seorang guru sih... (soalnya, kan sudah kakek-kakek..).

Seusai pelajaran, seorang pemuda dengan penasaran menghampiri dan bertanya kepada si kakek, “Kek, apakah kakek seorang guru?”

“Bukan…, aku bukan seorang guru. Aku juga sedang belajar, sama dengan anak-anak itu.”

“Lho, memangnya, berapa umur kakek?”

“Umur kakek tahun ini, tepat 65 tahun.”

“Ah…, kakek bercanda! Perkiraanku, umur kakek baru 18 tahunan… hehehehe.. Eh, sudah berapa lama menjadi trader kek?”

"Saya baru seminggu, anak muda...!"

"Hahahahaaa... guru Green Heart, apakah benar si kakek ini baru trading selama seminggu?" tanya sang murid kepada gurunya.

"Huaahahhahahaa... dia sebenarnya sudah lama trading, bahkan lebih lama dibanding saya." jawab Geen Heart.

"Eit-eit.. kenapa dia bilang baru seminggu?"... anak-anak ingin tahu yang sebenarnya.

"Kek, mengapa Anda bilang baru seminggu, padahal kata guru, Anda telah trading telah lama?"

“Ha ha ha, gak aneh anak muda! Gurumu kuwi, yo guruku... Aku trading sudah lama, tapi aku belum menjadi seorang trader... baru merasa menjadi ....tetapi belum jadi. Namun aku baru memberikan bukti terhadap diriku sendiri, bahwa dalam seminggu inilah aku berhasil menjadi trader."

"Koq begitu, kek?"

Tepatnya sudah 4 tahun saya belajar trading, tetapi tidak ada yang aku banggakan, dan pun sesungguhnya, keberhasilan trading itu bukan untuk bangga-bangga an. Tidak ada yang layak untuk dibanggakan, meski kita telah menjadi raja trading sekalipun. Karena, itu hanya soal waktu... Dalam sejarah, tidak ada sukses yang konsisten sempurna, tetapi seiring dengan hukum alam, ada naik turun, loss dan profit, Deposit dan WD, Mungkin akan bangga menjadi legenda... tetapi itu pun pada saatnya, lama-lama yang meng-elu-elukan juga capek sendiri.....pada akhirnya pun trader akan mati...dikubur hihihihiiii.... Anehnya, banyak trader yang baru tiga bulan belajar mengaku sudah 3 tahun...hihihihii... bagaimana kalau sudah setahun nanti.... Kalau saya, bener-bener saya akui...Saya baru seminggu ini menjadi trader, mas... sebelumnya saya hanya pecundang kere hehehehehee...!

Si pemuda menunjukkan wajah kebingungan. Ia pun bertanya, “Apa artinya, Kek?”

Sambil menghela napas panjang si kakek menjawab, “Menguasai Forex memerlukan proses yang cukup panjang serta membutuhkan waktu dan tenaga (juga uang bagi yang mengakses lewat warnet) untuk mempelajarinya. Jika tujuan seseorang untuk dapat uang secara cepat, maka tidak ketemu antara keinginan dengan kenyataan. Forex adalah pekerjaan dengan otak bukan dengan otot. Kalau pekerjaan dengan otot (seperti ngojek, jadi tukang parkir, kuli, dsb) uang lebih cepat datang ttp segitu-segitu aja dapatnya (kecuali jadi maling atau garong). Kalau pekerjaan dengan otak, mulainya loss atau sedikit, lama-lama jadi bukit. Itupun kalau mampu mempertahankan profit yang sudah ada. Jadi, mereka yang ingin buru-buru dapat uang banyak, berakhir akan gagal (meski pelan-pelan juga duitnya hilang). Pokoknya, menjadi trader capek dan stress di jalan....

-HARI-HARI TUJUAN TRADINGNYA ADALAH MENGEMBALIKAN MODAL-

Tetapi sayangnya, gak balik-balik tuh duit......

Itulah yang terjadi pada saya, beberapa tahun ini, layakkah aku menyebut diri saya seorang trader?"

"Iya kek... Lanjutkan!"

Begitu mulai di forex, seseorang akan sangat bersemangat. saya termasuknya.... tak ada yang menggantikan semangat itu... hahahaaa... Kemudian, mengumpulkan banyak informasi, ebook, mengumpulkan indikator, EA bahkan jadi kolektor... Ketika mencoba suatu metode/sistem/strategi, tetapi hasilnya kurang memuaskan atau bahkan loss, saya langsung mengganti dengan metode/sistem/strategi lain tanpa memberikan kesempatan/waktu lebih lama kepada metode/sistem/strategi yang sebelumnya. Ketika sudah berkali-kali ganti metode/sistem/strategi tetapi belum juga mendapatkan hasil, maka timbul kebosanan dan ingin pergi meninggalkan forex. tetapi terlanjur hutang membengkak gara-gara trading... hihihiii.. Jadi mau meninggalkan bagaimana? Aku sudah tua, mau kerja kovensional apa... karena tanggungan setoranku seperti anggota DPR heheheee...

Lha, kayak gitu mosok aku harus mengaku dengan bangga menyebut "aku seorang trader"? Nangis batin, iya..... hahahahaaaa....!

Ya, mungkin ada juga trader seangkatan kakek yang memiliki alasan berbeda... Mereka yang berpendidikan tinggi atau sudah punya jabatan tinggi : merasa diri pintar. Karena merasa pintar, tidak mau belajar dari orang lain, tidak mau ikutan forum, malu bertanya pertanyaan bodoh (soalnya menganggap diri pintar), nyoba-nyoba metode sendiri tanpa pengalaman dan pengetahuan yang mendalam (kalau perlu melawan trend yang sedang berjalan), dsb. Ketika gagal lebih banyak daripada berhasilnya, ia mencari-cari alasan untuk diri sendiri : saya kan sudah berhasil di pekerjaan sekarang, di forex nggak berhasil nggak apa-apa. Forex buat maina-main aja, ngikutin zaman.... ah yang penting kan saya pejabat yang menjadi trader... hihihihi...

Ada lagi, kita tahu belajar forex seperti belajar di sekolah, mulai dari playgroup, TK, SD, SMP, SMA, Universitas. Dimulai dari istilah, cara trading, money management, sampai teknik trading yang canggih-canggih. Nah, banyak newbie, baru di playgroup kemudian loncat mau belajar pelajaran SMA, gara-gara melihat di forum ada master yang menyebutkan keberhasilan yang didapat dengan suatu metode/sistem. Akibatnya ya keblinger dan stress, mau bisa cepat, tetapi belum mampu. Memaksakan trading... hari demi hari, bulan berganti bulan... rajin deposit dan tidak pernah WD (atau jarang).

Belum benar-benar mengenal basic forex, sudah langsung trading dgn berbagai indi yang canggih-canggih (maksud hati mungkin mau ikut para master, apa daya kapabilitas belum nyampe). Mereka sdh coba-coba pakai indi macam-macam, ttp ketika buka buku lagi, baru sadar diri, masalah contract size sama leverage saja masih pakai mikir lama, bikin trenline gak bisa. Menaruh modal, gak ketulungan banyaknya... duit investor, pula... hihhihihiiiii....

Terserahlah mereka... kalau saya terusin malah jadi "ngrasani" mereka. Tapi yang jelas, beberapa tahun ini, saya bener-bener gak layak untuk menyebut diri ini seorang trader. Malu.....

"Kek, mengapa Anda mengatakan baru seminggu ini menjadi trader, dn kayaknya yakin banget?"

"Hohohohohooo... Karena dalam seminggu ini saya baru sadar:
Tak ada satupun indikator yang bisa menebak apa yang akan terjadi di depan.........
Tak ada satupun yang bisa mengetahui masa depan....
Kita hanya berusaha dengan bantuan analisa ilmu pengetahuan...baik fundamental maupun tekhnikal...
Relativitas milik kita dalam ketidakseimbangan yang berteraturan...
Tak ada satupun survey yang bisa mengukurnya........
Tak ada cerita 99% trader gagal bila tak mengetahuinya......kita tak bisa menghitungnya.....Ini hanya filosofi....
Dari dulu, saya paham tentang disiplin, tetapi baru seminggu ini saya mempraktekkannya..
Dari dulu, saya paham tentang bahaya serakah dan balas dendam, tetapi baru seminggu ini saya meninggalkannya...
Dari dulu saya paham untuk menjauhi tangan gatal, tetapi baru seminggu ini saya menjauhkannya...
Dari dulu saya mengerti, money manajemen harus ketat, tetapi baru seminggu ini saya mentaatinya.

"Kek?"

"Sudahlah anak muda...!"

"Angkat aku jadi muridmu, Kek...!"

"Hohohohohoooo... Kamu mau belajar kepada seorang trader yang baru seminggu menjadi trader?"

"Iya, guru...!"

"Hohohohoho.. Cobalah, lakukan seminggu kedepan seperti yang aku lakukan, kemudian..konsisten. Silahkan Anda berguru kepada diri sendiri...! hohohohohooo...

sumber

Available link for download